16 Juni 2009

Vitamin A

Vitamin A (C20H29OH) dikenal juga dengan nama retinol, merupakan senyawa alkohol monohidrat tak jenuh. Vitamin A memiliki bentuk kristal padat berwarna kuning pucat, tidak larut dalam air namun larut dalam lemak dan pelarut lemak. Vitamin A mudah rusak akibat proses oksidasi. Dehidroretinol atau vitamin A2 (C20H27OH) yang banyak ditemui pada ikan memiliki kesamaan dengan vitamin A.
Vitamin A merupakan vitamin yang terdiri dari molekul bipolar kovalen yang terikat antara hidrogen dan karbon. Bagi ternak unggas, vitamin A diperoleh dari prekursor vitamin A yaitu karoten (provitamin A) di dalam pakan. Lalu oleh tubuh ternak, karoten diubah menjadi vitamin A. Vitamin A terakumulasi pada hati. Vitamin A mudah dirusak oleh mikroba di dalam saluran pencernaan serta saat unggas terkena koksidiosis.
Vitamin A tidak terkandungan di dalam tanaman namun masih berbentuk prekursor atau provitamin dalam bentuk karotenoid yang akan diubah menjadi vitamin. Pada tanaman, karoteniod berwarna kuning, oranye atau merah namun warna tersebut terbungkus oleh warna hijau yaitu kloropil. Senyawa karotenoid dapat terpecah menjadi dua senyawa utama yaitu xantofil dan karoten yang dapat diubah menjadi vitamin A. Selain itu juga ada senyawa lain hasil turunan karotenoid seperti lutein, kriptoxantine dan zeaxantin yang tidak dapat dikonversikan menjadi vitamin A. Pada karotem, gugus β-karoten merupakan sumber utama pembentuk vitamin A.
Konversi karoten menjadi vitamin A terjadi di dalam hati, namun biasanya juga dikonversi di mukosa usus. Secara umum pada ternak unggas, untuk membentuk 1 mg vitamin A dibutuhkan karoten sebanyak 3 mg. Vitamin A yang terkandung di dalam pakan memiliki satuan international units (IU) yang memiliki makna 1 IU vitamin A setara dengan 0,3 μg vitamin A. Provitamin A banyak terdapat pada jagung kuning, hijauan, minyak ikan, susu, vitamin A sintetis dan hati. Minyak dari hati ikan khususnya ikan cod dan halibut memiliki kandungan vitamin A yang tinggi.
Vitamin A sangat berperan pada organ penglihatan yaitu mata khususnya untuk memacu kinerja impuls syaraf yang menghubungkan syaraf mata dengan otak. Oleh karena itu defisiensi vitamin A dapat menyebabkan kebutaan. Vitamin A juga berperan dalam menjaga kondisi permukaan mukosa usus, memacu respon antibodi dan limfosit. Pemberian pakan yang defisien vitamin A dapat memberi efek negatif bagi pertahanan mukosa usus dari serangan mikroba, menurunkan berat bursa dan timus serta menurunkan resistensi terhadap infeksi (Akbari et al., 2008). Anak ayam yang menetas akan cacat tubuh apabila berasal dari indukan yang defisiensi vitamin A (Zile, 1998).
Iskandar (2005) melaporkan bahwa vitamin A berfungsi untuk mempertahankan keutuhan sel-sel epitel saluran pencernaan. Pada waktu ayam terserang koksidiosis yang hebat, maka perlu cadangan vitamin A di dalam hati untuk memelihara struktur seluler yang normal dari membran mukosa. Oleh karena itu salah satu cara untuk menekan penyakit koksidiosis pada unggas dapat diberikan suplementasi vitamin A. Selain itu vitamin A juga berperan pada indera penglihatan dan sistem koordinasi syaraf. Hoehler et al. (1996) melaporkan bahwa vitamin A dapat digunakan untuk antioksidan dan secara signifikan menghambat penyebaran aflatoksin masuk ke dalam jaringan liver, hati dan ginjal pada ayam. Denli et al. (2003) melaporkan pula bahwa dosis 15.000 UI vitamin A/kg pakan yang tercemar aflatoksin mampu mempertahankan kondisi tubuh puyuh (bobot badan akhir, konsumsi pakan, konversi pakan dan serum darah) yang sama dengan puyuh yang tidak diberi pakan yang tercemar aflatoksin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar